KEDIRI, iniberita.my.id – Pemerintah Kota Kediri tengah bersiap menjalankan salah satu program prioritas nasional terbaru, yakni pembentukan Koperasi Merah Putih. Setelah sebelumnya mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG), kini giliran penguatan ekonomi masyarakat berbasis koperasi yang akan digarap.
Guna memuluskan pelaksanaan program tersebut, Pemkot Kediri mengundang seluruh lurah untuk menghadiri rapat koordinasi (rakor) di Ruang Jayabaya, Balai Kota Kediri. Karena tidak terdapat wilayah desa di Kota Kediri, maka program ini akan diwujudkan dalam bentuk Koperasi Kelurahan Merah Putih.
Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, mengungkapkan bahwa rakor tersebut bertujuan mempercepat pendirian koperasi di lingkungan kelurahan. Hingga kini, terdapat 528 koperasi aktif di Kota Kediri yang akan ditelaah untuk menentukan potensi integrasinya ke dalam program Koperasi Merah Putih.
“Kita sedang menyeleksi koperasi mana yang paling sesuai dijadikan percontohan atau bahkan dijadikan induk dari Koperasi Kelurahan Merah Putih,” terang Vinanda usai memimpin rapat kemarin siang.
Lebih lanjut, Vinanda menjelaskan tiga pendekatan yang dapat ditempuh: membentuk koperasi baru, mengembangkan koperasi eksisting, atau melakukan restrukturisasi koperasi yang sudah ada. Ia menegaskan bahwa bentuk koperasi tidak terbatas pada simpan pinjam, namun juga bisa merambah sektor kesehatan, pangan, hingga logistik.
“Unit usaha koperasi nantinya bisa mencakup layanan kesehatan seperti apotek dan klinik, serta sektor lain seperti pengelolaan bahan pangan, cold storage, dan distribusi barang,” jelasnya.
Pendanaan koperasi tersebut bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk anggaran daerah (APBD), dana desa (APBDes), dana pusat (APBN), serta dana hibah dan CSR dari pihak swasta.
Vinanda menekankan bahwa program ini menargetkan pembentukan 70 ribu koperasi secara nasional hingga 12 Juli mendatang. “Kota Kediri juga harus ikut ambil bagian. Maka kami minta setiap kelurahan segera memetakan potensi masing-masing wilayah,” tegasnya.
Menariknya, Kota Kediri juga menjadi lokasi uji coba program ini. Sebanyak enam koperasi ditunjuk sebagai proyek percontohan yang tersebar di tiga kecamatan. Masing-masing berada di Kelurahan Gayam dan Bandarkidul (Kecamatan Mojoroto), Ngronggo dan Kampungdalem (Kecamatan Kota), serta Ketami dan Tinalan (Kecamatan Pesantren). “Uji coba ini saat ini sedang berjalan dan mendapatkan dukungan pendanaan dari Pemprov Jawa Timur,” tambah Vinanda.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Tenaga Kerja (Dinkop UMTK) Kota Kediri, Bambang Priambodo, menyampaikan bahwa para lurah telah diarahkan untuk segera berkoordinasi dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK). Tujuannya agar pembentukan koperasi bisa dimulai dari musyawarah kelurahan (muskel).
“Muskel ini penting agar seluruh pihak bisa menyampaikan pendapat dan menentukan arah pengembangan koperasi. Dinas koperasi juga akan mendampingi langsung proses tersebut,” jelas Bambang.
Ia menambahkan bahwa sejauh ini belum ada keputusan final mengenai kelurahan mana saja yang akan langsung membentuk koperasi atau melakukan penggabungan koperasi. Semua masih dalam tahap kajian dan pemetaan.
“Dengan pendekatan tiga skema tadi, kami beri keleluasaan kepada masing-masing kelurahan untuk memilih, apakah ingin mendirikan koperasi baru, merevitalisasi yang lama, atau menggabungkan beberapa koperasi menjadi satu,” tutupnya.(Red.R)
0 Comments:
Post a Comment