KEDIRI, iniberita.my.id – Pulau Jawa memiliki peran penting dalam membentuk peradaban di kawasan Asia Tenggara. Pengaruh budaya Jawa terekam jejaknya di berbagai negara, termasuk Malaysia.
Untuk mempererat hubungan budaya lintas negara, Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri menyelenggarakan simposium internasional yang membahas warisan budaya antara Indonesia dan Malaysia. Acara ini menjadi wadah penting untuk menelusuri kembali akar sejarah serta kontribusi budaya Jawa yang telah menyebar hingga ke Negeri Jiran.
Kediri sebagai salah satu wilayah bersejarah di Jawa Timur, dinilai memiliki andil besar dalam menyebarluaskan nilai-nilai budaya Jawa ke mancanegara.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Rektor UNP Kediri, Zainal Afandi, yang didapuk sebagai pembicara utama dalam kegiatan tersebut. Dalam paparannya, Zainal menuturkan bahwa Kediri pernah menjadi kerajaan besar yang lahir dari peradaban pedesaan, dan berkembang menjadi pusat pemerintahan lokal dengan peran signifikan dalam sejarah perdagangan regional.
“Secara geografis, Kediri dianugerahi tanah yang sangat subur,” ujar Zainal. Dalam sambutannya, ia juga menekankan peran Kediri sebagai penghasil rempah berkualitas tinggi seperti merica, yang diduga telah menjadi komoditas utama dalam aktivitas perdagangan masa lalu, bahkan dikirim hingga ke kawasan Malaysia.
Dugaan ini diperkuat dengan adanya nama kelurahan ‘Mrican’ di Kota Kediri, yang mengisyaratkan keberadaan melimpahnya tanaman merica pada masa lampau. Ditambah lagi, Sungai Brantas yang melintasi wilayah Kediri dulu dikenal sebagai jalur perdagangan air, di mana pelabuhan tradisional diduga berlokasi di Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo.
Zainal pun meyakini, rempah seperti merica bukan hanya barang dagangan, tetapi juga lambang penyebaran identitas budaya Jawa yang melintasi batas geografis.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan Inswa Malaysia, Moh Nasarudin bin Rahman, mengakui keterhubungan historis antara masyarakat Jawa dan warga Malaysia. Ia mengungkapkan bahwa di wilayah Melaka terdapat komunitas masyarakat keturunan Jawa yang telah lama menetap di sana.
“Keberadaan Kampung Jawa di Melaka memerlukan dukungan dari pemerintah kedua negara melalui kerja sama bilateral,” ujarnya.
Simposium tersebut juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Melaka, sebagai bentuk nyata dukungan pemerintah daerah Malaysia terhadap pelestarian budaya Jawa di tanah mereka.
Sambutan positif pun datang dari Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswari. Dalam pernyataannya, Vinanda menyebut bahwa Kediri merupakan kota tua yang menyimpan kekayaan budaya luar biasa. Salah satu budaya lokal yang telah mendunia adalah Cerita Panji, yang telah ditetapkan sebagai warisan ingatan dunia oleh UNESCO.
“Cerita Panji merupakan warisan naratif dari Kediri yang kini tersebar hingga ke Asia Tenggara. Saya percaya masyarakat keturunan Jawa di Malaysia pun memiliki ikatan emosional dengan cerita ini,” ucap Vinanda. Ia menambahkan, kerja sama budaya semacam ini berpotensi memperkuat ikatan antar bangsa yang memiliki akar sejarah dan budaya yang sama.
Simposium ini menjadi momen penting untuk merefleksikan kembali jalinan sejarah dan budaya yang menyatukan dua bangsa serumpun, serta membuka peluang kolaborasi baru di bidang pendidikan, sejarah, dan pariwisata budaya.(Red.R)
0 Comments:
Post a Comment