Fokus Tekan Kemiskinan Ekstrem, Mas Dhito Soroti Layanan Dasar dan Minta Program Tak Lagi Sekadar Formalitas

  


KABUPATEN, iniberita.my.id – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, atau yang akrab disapa Mas Dhito, menegaskan komitmennya untuk mempercepat pengurangan kemiskinan ekstrem di wilayahnya. Salah satu langkah yang ia dorong adalah penguatan sektor layanan dasar, seperti pendidikan dan kesehatan, yang dinilai menjadi kunci utama pengentasan kemiskinan jangka panjang.

Hal tersebut disampaikan Mas Dhito saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Musrenbang RPJMD) 2025–2029 di Pendapa Panjalu Jayati, Senin (6/5). Dalam forum perencanaan strategis itu, ia mengingatkan seluruh jajaran perangkat daerah agar serius dan kolaboratif dalam bekerja.

“Jangan lagi sekadar copy-paste program. Saya ingin lima tahun ke depan, setiap program benar-benar menyentuh akar persoalan masyarakat,” tegasnya.

Data menunjukkan, tingkat kemiskinan di Kabupaten Kediri mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir, dari 11,40 persen menjadi 9,95 persen. Namun, angka tersebut masih menyisakan pekerjaan rumah besar, terutama untuk kategori masyarakat miskin ekstrem.

“Saya minta data itu dipetakan jelas. Yang masuk dalam kategori miskin ekstrem harus segera ditangani. Jangan menunggu,” ujar Mas Dhito di hadapan jajaran OPD dan perwakilan instansi vertikal.

Ia menyoroti bahwa kemiskinan ekstrem tak bisa dilepaskan dari permasalahan mendasar lain seperti pendidikan dan kesehatan. Salah satu contoh nyata, lanjut Mas Dhito, adalah kasus putus sekolah. Dari lebih dari 10 ribu anak yang sebelumnya tercatat tidak sekolah, sekitar 5.427 anak berhasil dikembalikan ke bangku pendidikan berkat intervensi program Pemkab.

“Saya minta sisanya juga bisa dikembalikan. Jangan sampai generasi kita kehilangan masa depannya,” ucap suami Eriani Annisa itu.

Tak hanya pendidikan, sektor kesehatan juga menjadi sorotan utama, terutama terkait stunting atau kekerdilan anak. Saat ini prevalensi stunting di Kabupaten Kediri tercatat sekitar tujuh persen. Mas Dhito menargetkan angka tersebut ditekan hingga nol persen.

“Kalau anak-anak kita mengalami stunting, dan tidak bersekolah, maka sudah pasti akan menambah angka kemiskinan di masa depan. Semua ini saling terkait. Maka, OPD harus bersinergi,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Mas Dhito juga memberikan atensi khusus terhadap pengangguran terbuka. Meski sudah menurun dari 5,24 persen pada 2020 menjadi 5,1 persen di 2024, ia menekankan pentingnya menciptakan lapangan kerja baru yang berkelanjutan.

Tak kalah penting, ia meminta agar fasilitas publik seperti lapak pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) bisa segera dioptimalkan penggunaannya. Menurutnya, potensi ekonomi lokal harus didorong untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif.

“Saya ingin Kabupaten Kediri menjadi tempat di mana masyarakat yang dulu miskin bisa tumbuh menjadi keluarga yang mandiri dan sejahtera,” pungkasnya.(Red.R)

0 Comments:

Post a Comment