KEDIRI, iniberita.my.id – Dalam upaya mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati meluncurkan berbagai program strategis di sektor pendidikan. Salah satunya melalui kebijakan Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDa) yang digelontorkan untuk meringankan beban biaya pendidikan di sekolah-sekolah.
Perempuan muda yang akrab disapa Mbak Wali ini menegaskan bahwa Kota Kediri harus menjadi wilayah yang bebas dari praktik penahanan ijazah dan pungutan liar dari komite sekolah. “BOSDa kami inisiasi karena masih ada laporan bahwa ijazah siswa tertahan karena belum bisa melunasi biaya tertentu, termasuk tarikan komite,” ujar Vinanda.
Dengan kucuran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Kediri, Vinanda menargetkan tidak boleh ada lagi siswa yang mengalami kesulitan dalam mengakses hak pendidikan dasarnya. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan visi pembangunan Kota Kediri yang MAPAN: Maju, Agamis, Produktif, Aman, dan Ngangeni.
Tak hanya untuk jenjang dasar dan menengah, Vinanda juga memberikan atensi khusus bagi generasi muda yang ingin melanjutkan pendidikan ke tingkat lebih tinggi. Pemkot Kediri kini menyediakan beasiswa hingga jenjang strata dua (S2) dan tiga (S3), termasuk bagi atlet berprestasi yang telah mengharumkan nama daerah di berbagai ajang.
“Masih banyak atlet kita yang kesulitan melanjutkan kuliah karena faktor ekonomi. Padahal mereka sudah mengangkat nama Kota Kediri. Maka kami hadirkan beasiswa ini sebagai bentuk dukungan dan penghargaan,” jelasnya.
Menurut data yang dikantongi Pemkot, angka putus sekolah di Kota Kediri masih menjadi tantangan. Oleh sebab itu, Vinanda menekankan pentingnya kebijakan pendidikan yang inklusif dan berpihak pada semua lapisan masyarakat.
“Anak-anak ini adalah aset masa depan, calon pemimpin. Tidak boleh ada yang terhenti pendidikannya hanya karena kendala biaya,” tegas wali kota termuda di Indonesia tersebut.
Selain itu, Mbak Wali juga menyoroti praktik seremoni kelulusan atau wisuda dari jenjang PAUD hingga SMP yang dianggap memberatkan orang tua. Melalui surat edaran resmi, ia meminta agar sekolah menghindari pelaksanaan wisuda yang mewajibkan pembayaran mahal dari wali murid.
“Kami menerima banyak keluhan dari masyarakat soal biaya wisuda. Bagi keluarga kurang mampu, itu menjadi beban. Padahal kelulusan seharusnya dirayakan secara sederhana, namun tetap bermakna,” ucap Vinanda.
Sebagai alternatif, ia menyarankan kegiatan seperti doa bersama atau tasyakuran sebagai bentuk pelepasan yang tetap menjunjung nilai kebersamaan dan spiritualitas, tanpa menambah beban ekonomi bagi orang tua siswa.
Dengan berbagai terobosan ini, Wali Kota Vinanda berharap generasi muda Kediri bisa tumbuh dengan lebih berkualitas, tanpa terkendala oleh faktor ekonomi atau kesenjangan sosial.(Red.R)
0 Comments:
Post a Comment