KEDIRI, iniberita.my.id – Konsistensinya dalam berbagai kegiatan keagamaan membuat nama Badrul Munir begitu dikenal dan dihormati warga Desa Banjaranyar, Kecamatan Kras. Kedekatannya dengan masyarakat berbuah manis. Pria yang kini dikaruniai dua anak itu berhasil terpilih menjadi kepala desa hingga dua periode berturut-turut.
Sebelum dipercaya memimpin desa, Munir bekerja sebagai tenaga pembantu di Kantor Urusan Agama. Tugasnya mendampingi petugas pencatat nikah. “Saya cuma staf pembantu di bawah naungan Kementerian Agama,” kisahnya dengan rendah hati.
Dengan penghasilan yang minim, Munir harus pandai-pandai mengatur ekonomi keluarga. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia menggarap lahan pertanian milik orang tuanya yang diwariskan kepadanya.
Di sela-sela kesibukannya, Munir tak pernah meninggalkan aktivitas sosial dan keagamaan. Ia dikenal sebagai tokoh agama yang aktif di lingkungannya. Hampir setiap minggu, namanya tercantum sebagai pemimpin pengajian atau pemberi ceramah di masjid-masjid sekitar.
Tak hanya itu, Munir juga dipercaya sebagai satu dari dua orang di desanya yang memiliki keahlian memandikan jenazah. Tugas mulia tersebut dilakoninya dengan tulus tanpa pamrih, semata-mata sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Karena sering memimpin kegiatan keagamaan dan berinteraksi dengan warga, banyak yang menyarankan saya maju dalam pilkades,” ungkap alumnus Pondok Pesantren Al Falah, Mojo itu.
Namun Munir sempat menolak tawaran tersebut karena keterbatasan ekonomi. Ia merasa tak mampu secara finansial untuk mengikuti kontestasi politik desa. Tapi dorongan warga begitu kuat. Salah seorang warga bahkan bersedia memberikan bantuan secara sukarela untuk membiayai pencalonannya.
Dengan tekad dan restu masyarakat, akhirnya Munir memberanikan diri mendaftar. Saat itu, ada tujuh kandidat yang ikut serta. “Saya hanya pasrah, tidak menyangka bisa menang,” ujarnya.
Hasilnya mengejutkan. Munir berhasil mengumpulkan lebih dari dua ribu suara dan keluar sebagai pemenang. Sejak saat itu, ia resmi menjabat sebagai kepala desa.
Kini, dengan amanah yang diembannya, Munir berusaha membuktikan bahwa pemimpin desa tidak harus berasal dari kalangan berada. Ia menunjukkan bahwa kedekatan dengan masyarakat dan integritas bisa menjadi bekal utama untuk memimpin.
“Yang terpenting bagi saya adalah bekerja tulus untuk kemajuan desa dan kesejahteraan warga,” tegas Munir.(Red.R)
0 Comments:
Post a Comment