KABUPATEN KEDIRI, iniberita.my.id – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kediri menggelar rapat tertutup guna membahas permasalahan pencemaran air sumur di Desa Plosolor, Kecamatan Plosoklaten. Pertemuan yang berlangsung Senin (15/4) tersebut dihadiri sejumlah perwakilan warga terdampak, organisasi perangkat daerah (OPD), serta manajemen PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) MKSO Tebu Kebun Dhoho, pemegang hak guna usaha (HGU) di wilayah setempat.
Dalam rapat tersebut, tercapai kesepakatan bahwa pihak perusahaan akan membangun sumur dalam untuk membantu warga mendapatkan akses air bersih sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kediri, Totok Minto Leksono, menyampaikan bahwa rapat dengar pendapat (RDP) itu dilangsungkan sebagai upaya mediasi serta langkah awal penanganan masalah pencemaran yang telah merusak belasan sumur warga. “Kami mendorong agar pihak HGU dan dinas terkait segera mengambil tindakan nyata, sebab persoalan ini menyangkut kebutuhan dasar warga,” ujar Totok usai rapat.
Ia menambahkan, pencemaran yang terjadi tidak bisa dibiarkan terlalu lama. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa membahayakan kesehatan masyarakat. “Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah melakukan antisipasi awal dengan mengambil sampel untuk uji laboratorium, sementara Dinas Kesehatan juga turun tangan untuk memastikan air tersebut tidak dikonsumsi warga,” imbuhnya.
Sambil menunggu hasil uji laboratorium, Komisi III memastikan akan terus memantau perkembangan kasus ini. Bahkan, menurut Totok, pihaknya berencana turun langsung ke lapangan guna meninjau kondisi warga dan memverifikasi langkah penanganan yang telah dilakukan. “Kami juga sudah meminta Bappeda untuk segera menindaklanjuti hasil rapat ini dalam bentuk rencana aksi yang terukur,” tegasnya.
Meskipun penyebab pencemaran masih belum diketahui secara pasti, PT SGN menyatakan kesediaannya untuk membantu. Mereka berkomitmen untuk membangun sumur dalam guna menjamin ketersediaan air bersih bagi masyarakat terdampak.
General Manager PT SGN MKSO Tebu Kebun Dhoho, Sri Pratomo, menjelaskan bahwa pihaknya tetap memperhatikan kepentingan warga meskipun investigasi penyebab pencemaran masih berjalan. “Kami tidak bisa menyimpulkan sumber pencemaran tanpa penyelidikan yang mendalam. Tapi kami hadir karena masyarakat sedang kesulitan. Kami telah memberikan pasokan air bersih sekitar sembilan ribu liter per hari, dan akan terus dilakukan hingga situasi membaik,” terangnya.
Sri Pratomo menambahkan, pembangunan sumur bor akan dilakukan sebagai solusi jangka panjang yang lebih berkelanjutan. “Sumur dalam ini rencananya akan kami bangun lewat program CSR, dengan koordinasi dari pihak dinas agar tepat sasaran,” ujarnya.
Sementara itu, warga Desa Plosolor menyambut baik rencana tersebut. Edi Bintoro (38), salah satu warga terdampak, merasa lega dengan adanya solusi pembangunan sumur bor. “Selama ini kami hanya bergantung pada kiriman air. Kalau nanti sudah ada sumur baru, tentu lebih praktis dan aman,” katanya sembari berharap hasil uji laboratorium bisa segera keluar untuk menjernihkan penyebab pencemaran.
Pemerintah daerah, DPRD, dan pihak perusahaan berjanji akan terus bersinergi untuk memastikan kebutuhan air bersih warga bisa segera terpenuhi dan mencegah kejadian serupa terulang kembali. Upaya ini diharapkan menjadi awal dari perbaikan tata kelola lingkungan di wilayah sekitar perkebunan.(Red,R)
0 Comments:
Post a Comment