Jakarta, iniberita.my.id - Produsen mobil raksasa asal Jerman, Volkswagen (VW), mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 35.000 pekerja berdasarkan kesepakatan dengan serikat pekerja. Langkah tersebut dilakukan secara bertahap hingga akhir 2030 untuk mencegah pemogokan massal dan menjaga daya saing perusahaan.
Mengutip laporan Reuters, kesepakatan ini tercapai setelah 70 jam negosiasi, menjadikannya yang terlama dalam 87 tahun sejarah VW. Dalam kesepakatan tersebut, VW dan serikat pekerja sepakat untuk tidak melakukan penutupan pabrik dan PHK langsung. Perusahaan juga membatalkan rencana pemangkasan upah sebesar 10%, yang sebelumnya sempat memicu kekhawatiran.
Dampak Positif Kesepakatan
Langkah ini memberikan kelegaan bagi investor setelah berbulan-bulan negosiasi. Saham VW tercatat naik 2,4% setelah pengumuman tersebut, meski sebelumnya sempat anjlok hingga 23%.
CEO Volkswagen Group, Oliver Blume, menyebutkan bahwa kesepakatan ini adalah langkah penting bagi masa depan perusahaan. "Dengan paket tindakan yang telah disetujui, perusahaan telah menetapkan arah yang menentukan untuk masa depannya dalam hal biaya, kapasitas, dan struktur," kata Oliver dalam pernyataannya pada Minggu (22/12/2024).
Langkah Efisiensi
Melalui kesepakatan ini, VW akan menghemat sekitar 15 miliar euro per tahun dalam jangka menengah tanpa memengaruhi target 2024. Namun, beberapa perubahan strategis akan dilakukan, seperti:
Penyesuaian Operasional
Produksi di pabrik Dresden akan dihentikan pada akhir 2025.
Lokasi Osnabrueck akan diubah fungsinya, termasuk opsi penjualan.
Sebagian produksi akan dialihkan ke Meksiko.
Pengurangan Kapasitas
Produksi di pabrik Wolfsburg dikurangi menjadi dua jalur perakitan dari empat.
Pengurangan jaringan pabrik di Jerman sebesar lebih dari 700.000 kendaraan.
Perlindungan Pekerja
Meskipun ada PHK, Kepala Dewan Pekerja VW, Daniela Cavallo, menegaskan tidak ada pabrik yang akan ditutup. "Tidak ada lokasi yang akan ditutup, tidak ada yang akan diberhentikan karena alasan operasional, dan perjanjian upah perusahaan kami akan terjamin untuk jangka panjang," ujarnya.
Serikat pekerja juga memastikan langkah ini dilakukan secara bertanggung jawab secara sosial, tanpa PHK wajib. Thorsten Groeger, Kepala Negosiator IG Metall, menyatakan, "Pemotongan yang tidak melibatkan PHK wajib adalah bagian dari solusi untuk mengatasi kelebihan kapasitas."
Tantangan Masa Depan
Meskipun langkah ini dianggap sebagai solusi jangka pendek, analis pasar otomotif Eropa, Matthias Schmidt, menyatakan langkah ini belum cukup untuk mengatasi stagnasi penjualan VW di Eropa, terutama akibat lambatnya produksi kendaraan listrik dan tekanan dari produsen mobil asal China.
"Pemutusan hubungan kerja sebanyak 35 ribu hingga tahun 2030 kemungkinan tidak cukup untuk mengatasi stagnasi saat ini," kata Matthias. "Namun, mengingat struktur perusahaan yang kompleks, ini mungkin solusi terbaik yang dapat diharapkan."
Dengan adanya kesepakatan ini, VW berharap dapat menjaga keberlanjutan perusahaan di tengah tantangan global dan persaingan ketat di industri otomotif. (Red.D)
0 Comments:
Post a Comment