Batam Aero Technic Didorong Jadi Sentra MRO Terbesar Dunia, Lion Group Siapkan SDM Unggul Lewat Politeknik Kirana

 



 JAKARTA, iniberita.my.id  – Batam Aero Technic (BAT), fasilitas perawatan pesawat milik Lion Group, tengah bersiap mencatat sejarah sebagai salah satu pusat Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) terbesar di dunia. Dengan kapasitas yang terus meningkat, BAT diyakini akan menjadi pusat MRO andalan bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga kawasan Asia Tenggara.

Founder Lion Group, Rusdi Kirana, menyampaikan optimismenya terhadap perkembangan BAT yang kini mampu menangani perawatan untuk 23 pesawat secara bersamaan. “Akhir tahun ini, kita proyeksikan bisa meningkat hingga 27 pesawat. Jika itu tercapai, kami akan menjadi salah satu bengkel pesawat terbesar di dunia,” ujarnya penuh semangat.

BAT tidak hanya melayani armada milik Lion Group, tetapi juga membuka layanan perawatan untuk maskapai lain, baik nasional maupun internasional. Langkah ini diyakini menjadi kunci bertahan di tengah tekanan global seperti fluktuasi nilai tukar dolar dan kompetisi harga tiket yang semakin ketat.

“Dengan memiliki fasilitas sendiri, kita memiliki keunggulan teknis. Ke depan, kami ingin BAT menjadi pusat MRO yang unggul secara teknis dan dipercaya oleh banyak maskapai,” tambah Rusdi.

Sebagai upaya untuk memperkuat ekosistem industri penerbangan nasional, Lion Group kini fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah mendirikan Politeknik Kirana, institusi pendidikan tinggi vokasi yang kini tengah dalam tahap sertifikasi. Targetnya, politeknik ini akan mulai menerima mahasiswa baru pada Juli 2025.

“Kami ingin menyiapkan tenaga teknis handal yang tidak hanya siap kerja, tapi juga memiliki kompetensi internasional. Semuanya akan mendapatkan beasiswa penuh,” terang Rusdi.

Politeknik Kirana dirancang dengan empat program studi unggulan yang relevan langsung dengan kebutuhan industri aviasi saat ini dan masa depan, yakni:

  1. Logistik Industri Penerbangan – Menghasilkan tenaga profesional dalam pengelolaan logistik global yang efisien dan sesuai dengan regulasi penerbangan.

  2. Teknologi Rekayasa Avionik – Fokus pada keahlian sistem kelistrikan dan elektronik pesawat sesuai standar internasional.

  3. Teknologi Rekayasa Pemeliharaan Pesawat Udara – Mempersiapkan teknisi dengan spesialisasi pemeliharaan pesawat guna menjamin keselamatan dan keandalan operasional.

  4. Teknologi dan Ekosistem Aviasi Mutakhir – Menghasilkan lulusan yang tidak hanya mampu menjadi pilot, tetapi juga pengambil keputusan berbasis data dan inovator teknologi penerbangan.

Dengan ekspansi fasilitas MRO dan investasi besar dalam pendidikan teknis, Lion Group menegaskan komitmennya dalam menjadikan Indonesia sebagai hub industri penerbangan yang diperhitungkan di tingkat regional bahkan global.

“Indonesia punya potensi besar jadi pusat MRO di Asia Tenggara. BAT dan Politeknik Kirana adalah bagian dari visi besar itu,” tutup Rusdi.(RED.A)

0 Comments:

Post a Comment