GRESIK, iniberita.my.id – Upaya bentrokan antar kelompok remaja di perbatasan Gresik dan Surabaya berhasil dicegah aparat kepolisian pada dini hari, Senin (6/5). Insiden ini hampir terjadi di wilayah Lakarsantri, Surabaya, namun berhasil diantisipasi setelah petugas melakukan patroli rutin di kawasan Randegansari, Kecamatan Driyorejo.
Dua remaja asal Gresik diamankan setelah kedapatan membawa senjata tajam jenis celurit yang diduga akan digunakan untuk tawuran. Aksi cepat aparat kepolisian tersebut mencegah potensi kekerasan yang bisa membahayakan nyawa dan mengganggu ketertiban masyarakat.
Kepala Polsek Driyorejo Kompol Sungkono mengungkapkan bahwa kedua remaja yang ditangkap masih berstatus pelajar. Saat diamankan, keduanya menunjukkan gelagat mencurigakan dan berusaha menghindar dari petugas. Setelah dilakukan penggeledahan, ditemukan dua bilah celurit yang disimpan dalam tas mereka.
“Diduga mereka hendak menuju titik pertemuan untuk bentrok dengan kelompok dari wilayah Surabaya. Untungnya, kami berhasil menggagalkan sebelum mereka sempat bertemu,” terang Kompol Sungkono.
Dari hasil interogasi awal, kedua pelaku mengaku berencana melakukan konfrontasi dengan kelompok remaja dari Surabaya sebagai bentuk balasan atas kejadian sebelumnya yang terjadi di media sosial. Tawuran ini diduga berawal dari saling ejek dan tantangan melalui unggahan di platform digital.
Pihak kepolisian saat ini tengah menyelidiki kemungkinan adanya geng remaja yang terorganisir di wilayah tersebut, serta memantau aktivitas mereka di media sosial. Aksi pencegahan ini mendapat apresiasi dari masyarakat karena mencegah jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka.
“Ini bukti bahwa patroli rutin sangat penting. Kami juga mengimbau kepada para orang tua agar lebih memperhatikan aktivitas anak-anaknya, terutama pada malam hari,” tambah Sungkono.
Kasus ini menambah daftar panjang kenakalan remaja yang berujung pada potensi kekerasan fisik. Selain proses hukum yang berjalan, kedua remaja tersebut juga akan menjalani pembinaan lebih lanjut agar tidak mengulangi perbuatannya.
Pemerintah daerah dan aparat setempat berharap kasus ini menjadi peringatan bagi kelompok remaja lain agar tidak mudah terpancing provokasi dan menyelesaikan konflik dengan kekerasan. Upaya edukatif di sekolah-sekolah serta penguatan peran keluarga dinilai penting untuk meredam aksi serupa di masa mendatang.(Red.R)
0 Comments:
Post a Comment