Jakarta — Perkembangan terbaru terkait kondisi anak berhadapan dengan hukum (ABH) yang menjadi pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading kembali disampaikan pihak kepolisian. Hingga saat ini, kondisi fisik pelaku masih belum stabil sehingga proses pemeriksaan belum dapat dilakukan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menyampaikan bahwa pelaku masih mengalami keluhan serius setelah menjalani serangkaian tindakan medis di rumah sakit. Menurutnya, meskipun sudah dipindahkan dari ruang ICU ke ruang perawatan biasa, kondisi pelaku tetap memerlukan pengawasan ketat dari tim dokter.
“Penyidik masih harus menunggu hasil koordinasi dengan dokter yang merawat. Pelaku masih tampak lemas dan sering merasakan pusing usai alat bantu selang makan dilepas,” ujar Budi kepada awak media, Selasa (18/11/2025).
Belum Dapat Diperiksa Penyidik
Karena kondisi tersebut, penyidik belum dapat melakukan pemeriksaan awal terhadap pelaku. Proses klarifikasi maupun pendalaman motif terpaksa ditunda hingga kondisinya dinyatakan benar-benar siap.
Selain itu, Budi menegaskan bahwa proses pemeriksaan nantinya harus melibatkan sejumlah lembaga pendamping anak. Hal ini merupakan prosedur wajib mengingat status pelaku sebagai ABH.
“Dalam pengambilan keterangan nanti, penyidik akan berkoordinasi dengan pihak KPAI, Balai Pemasyarakatan (Bapas), APSIFOR, serta P3A agar prosesnya sesuai aturan perlindungan anak,” jelasnya.
Asal Usul Bahan Perakit Bom Masih Didalami
Sementara menunggu kondisi pelaku pulih, tim penyidik terus mendalami asal usul bahan yang digunakan dalam perakitan bom rakitan tersebut. Hingga kini, seluruh sumber material masih ditelusuri guna mengetahui dari mana pelaku mendapatkannya dan apakah ada pihak lain yang terlibat.
“Penyelidikan tetap berjalan. Namun untuk penjelasan lengkap mengenai bahan maupun proses perakitan, kami masih menunggu keterangan dari ABH,” tambah Budi.
Sempat Jalani Operasi Dekomprasi Kepala
Sebelumnya, pelaku mengalami dekompresi kepala akibat ledakan yang terjadi di lingkungan sekolah. Kondisi tersebut mengharuskannya menjalani tindakan operasi untuk mengurangi tekanan di bagian kepala yang terdampak.
Setelah operasi, pelaku sempat menjalani perawatan intensif di ruang ICU selama beberapa hari. Barulah pada Minggu (16/11) lalu ia dipindahkan ke ruang rawat inap setelah kondisinya dinilai cukup stabil oleh tim medis.
“ABH sudah dipindahkan ke ruang rawat inap, namun tetap dalam pemantauan dokter,” ungkap Budi dalam pernyataan sebelumnya.
Pemeriksaan Akan Dilakukan Setelah Pulih
Setelah kondisi kesehatan pelaku kembali pulih, barulah penyidik berencana melakukan pemeriksaan lanjutan guna mengungkap motif, latar belakang, serta faktor lingkungan yang memungkinkan terjadinya tindakan tersebut. Polisi juga membuka kemungkinan menelusuri isu perundungan yang sebelumnya ramai disebut berkaitan dengan insiden ini.
Proses penyidikan dipastikan tetap mengedepankan prosedur perlindungan anak sesuai aturan yang berlaku.
(Red.EH)
0 Comments:
Post a Comment