Keracunan Massal Merebak, Istana Pastikan Program MBG Tetap Berlanjut

 

iniberita.my.id  memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan tetap berjalan meskipun kasus keracunan massal terus bermunculan di sejumlah daerah.

Wakil Menteri Sekretaris Negara, Juri Ardiantoro, menyampaikan kepada awak media bahwa pemerintah sudah menerima berbagai masukan, mulai dari desakan evaluasi menyeluruh hingga usulan penghentian sementara. Namun, pilihan pemerintah jelas: program tidak akan dihentikan.

“Masukan dari masyarakat tentu kami dengar, baik yang meminta evaluasi total, pemberhentian sementara, maupun perbaikan sambil jalan. Tapi untuk saat ini, tidak ada alasan menghentikan program secara keseluruhan,” ujarnya di Gedung Kemensetneg, Jakarta, Rabu (24/9).

Menurut Juri, Presiden Prabowo Subianto sudah memberikan arahan tegas agar pengawasan pelaksanaan MBG diperketat. Tujuannya untuk mencegah terulangnya insiden serupa sekaligus memastikan program benar-benar bermanfaat bagi anak-anak di seluruh Indonesia.

“Program ini pada dasarnya baik dan dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya anak-anak. Karena itu, fokus pemerintah adalah memperbaiki kualitas pelaksanaan dan memastikan distribusi berjalan dengan aman,” tambahnya.

Kasus Bandung Barat Jadi Sorotan

Keracunan massal terbaru tercatat di Kabupaten Bandung Barat. Bupati Jeje Ritchie Ismail bahkan menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) setelah korban mencapai 842 siswa dalam dua hari berturut-turut.

Insiden pertama terjadi di Kecamatan Cipongkor dengan 393 korban, mulai dari anak usia PAUD hingga siswa SMK, setelah menyantap menu MBG dari dapur SPPG Cipari. Dua hari berikutnya, keracunan kembali muncul di Cipongkor dan Cihampelas, menambah 449 korban dengan sejumlah siswa mengalami gejala berat, seperti mual, kejang, dehidrasi, hingga penurunan kesadaran.

Pemerintah bersama Badan Gizi Nasional (BGN), Kementerian Kesehatan, serta BPOM kini tengah melakukan investigasi menyeluruh. Evaluasi dapur penyedia makanan akan diperketat, bahkan dapur yang tidak memenuhi standar terancam ditutup sementara.

“Setiap masalah yang timbul selalu direspons cepat. Yang terpenting, jangan sampai program ini kehilangan kepercayaan publik karena justru sangat dibutuhkan,” tegas Juri.


(Red.EH)

0 Comments:

Post a Comment