7 Santri Ponpes Al Khoziny Masih Terjebak Reruntuhan, Seluruhnya Terpantau Hidup

 

iniberita.my.id Upaya penyelamatan korban ambruknya musala di asrama putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus berlangsung hingga hari kedua, Selasa (30/9). Tim SAR gabungan masih berusaha mengevakuasi tujuh santri yang terjebak di bawah reruntuhan, dan seluruhnya terdeteksi dalam kondisi hidup.

Peristiwa memilukan ini melibatkan lebih dari seratus santri. Tiga orang telah dipastikan meninggal dunia, sementara proses penyelamatan tujuh korban lainnya berpacu dengan waktu. Evakuasi pun dilakukan tanpa menggunakan alat berat demi menghindari risiko tambahan akibat getaran yang bisa memperparah kondisi bangunan.

Tujuh Santri Masih Bertahan

Sekdaprov Jawa Timur, Adhy Karyono, menyampaikan kepada awak media bahwa tujuh korban masih terpantau dalam tiga titik berbeda.

“Di belakang satu orang, di tengah satu orang, dan di sisi kanan ada lima orang. Semua masih bisa berkomunikasi dengan tim,” jelasnya.

Untuk menjaga kondisi para korban, tim penyelamat menyalurkan oksigen, makanan, serta minuman langsung ke lokasi mereka terjebak.

Adhy menegaskan, kehati-hatian menjadi prioritas utama dalam operasi kali ini. “Alat berat belum digunakan karena justru berpotensi membahayakan, baik korban maupun petugas,” tambahnya.

Tiga Korban Jiwa

Hingga Selasa siang, tiga santri dipastikan meninggal dunia. Dua korban menghembuskan napas terakhir di RSUD dr. R.T. Notopuro Sidoarjo, yakni Mochammad Mashudul Haq (14), asal Surabaya, serta Muhammad Soleh (22), asal Bangka Belitung. Sementara itu, satu korban lainnya meninggal di RSI Siti Hajar.

Direktur Utama RSUD Sidoarjo, Atok Irawan, mengungkapkan bahwa Muhammad Soleh mengalami luka parah akibat himpitan. “Pasien Soleh bahkan sempat harus menjalani amputasi di lokasi kejadian untuk menyelamatkan nyawanya, namun akhirnya tidak tertolong,” ujarnya.

Data dari Kantor SAR Surabaya mencatat, terdapat 102 santri menjadi korban ambruknya bangunan tersebut, dengan 99 di antaranya berhasil diselamatkan. Saat kejadian, para santri tengah melaksanakan salat Asar berjemaah di musala yang masih dalam tahap pembangunan.

Dugaan Penyebab Ambruknya Bangunan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengklasifikasikan insiden ini sebagai bencana kegagalan teknologi. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa kelemahan pada pondasi diduga menjadi penyebab utama.

Peristiwa berawal dari proses pengecoran lantai empat yang dilakukan sejak pagi hari. Saat salat Asar berjemaah sekitar pukul 15.00 WIB, tiang penyangga diduga tidak mampu menahan beban tambahan, sehingga bangunan runtuh hingga ke lantai dasar.

(Red.EH)

0 Comments:

Post a Comment