JAKARTA, iniberita.my.id — Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyuarakan kecaman keras terhadap serangan rudal dan drone terbesar yang dilancarkan Rusia ke Ukraina sejak invasi dimulai lebih dari tiga tahun lalu.
Dalam pernyataannya yang dirilis melalui kantor berita AFP pada Sabtu (5/7/2025), Guterres menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya skala kekerasan dan dampaknya terhadap warga sipil.
“Sekretaris Jenderal mengecam keras rentetan serangan besar-besaran yang diluncurkan Rusia melalui drone dan rudal terhadap berbagai wilayah di Ukraina,” kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mewakili Guterres.
Guterres Serukan Gencatan Senjata Tanpa Syarat
Guterres menegaskan bahwa serangan semacam itu hanya akan memperburuk kondisi kemanusiaan dan meningkatkan jumlah korban. Ia pun mendesak agar gencatan senjata total segera diberlakukan tanpa syarat, demi menyelamatkan lebih banyak nyawa.
“Serangan terhadap warga sipil dan fasilitas non-militer jelas dilarang dalam hukum humaniter internasional,” tambah Dujarric.
Ledakan Mengguncang Kyiv Semalaman
Laporan dari lapangan menyebutkan bahwa serangan yang terjadi pada Jumat malam (4/7) memaksa warga Ukraina berhamburan ke tempat perlindungan. Di Kyiv, wartawan AFP mendengar deru drone memenuhi udara, disusul dentuman ledakan yang terjadi berkali-kali akibat tembakan sistem pertahanan udara Ukraina.
Eskalasi ini menjadi salah satu serangan udara paling intens sepanjang konflik Rusia-Ukraina yang dimulai sejak Februari 2022.
Ukraina Sebelumnya Lancarkan Serangan Balasan
Sebulan sebelumnya, Ukraina dilaporkan melakukan operasi udara besar-besaran dengan taktik yang mereka sebut "Jaring Laba-laba" (Spider’s Web), menargetkan empat pangkalan udara militer Rusia.
Akibat serangan itu, sekitar 41 pesawat tempur Rusia, termasuk jet pengebom strategis, dilaporkan mengalami kerusakan parah.(red.al)
.jpeg)
0 Comments:
Post a Comment