MAKKAH, iniberita.my.id– Rombongan jemaah haji asal Kediri Raya telah mulai diberangkatkan menuju Arafah untuk melaksanakan puncak ibadah haji, yakni wukuf. Salah satu kelompok yang diberangkatkan pada Rabu (4/6) siang waktu setempat menempuh perjalanan sekitar satu jam sebelum tiba di kawasan padang Arafah.
Setibanya di lokasi, jemaah langsung diarahkan oleh petugas syarikah dari Arab Saudi untuk menempati tenda-tenda yang telah disiapkan. Proses penempatan ini berlangsung dinamis, karena jemaah tidak selalu bersama dengan kelompok aslinya. Tenda putra dan putri pun dipisahkan sesuai prosedur yang berlaku.
Tenda Terpisah, Beberapa Jemaah Alami Kebingungan
Beberapa jemaah sempat kebingungan saat mengetahui bahwa mereka ditempatkan di tenda berbeda dari anggota keluarga atau rombongan yang biasa mendampingi. Situasi ini sempat menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi jemaah lansia yang berangkat bersama keluarga.
Namun demikian, para petugas dengan sigap memberikan pendampingan, membantu jemaah yang merasa cemas, serta memastikan semua tetap dalam kondisi aman dan tenang.
Wukuf Dijalanai dengan Penuh Rasa Syukur
Meski menghadapi tantangan teknis di lapangan, seluruh jemaah tetap melaksanakan wukuf dengan hati yang lapang. Banyak yang mengungkapkan rasa syukur karena dapat hadir di Arafah dan menjalani ibadah yang merupakan rukun utama dalam haji.
Bagi jemaah yang tidak mampu secara fisik karena sakit, pemerintah melalui petugas haji memberikan fasilitas safari wukuf—yaitu layanan yang memungkinkan jemaah tetap mendapatkan hak ibadah meski dalam kondisi dirawat. Sebagian lainnya bahkan harus menjalani wukuf secara badal atau diwakilkan.
Pembagian Tenda Juga Dialami Kloter Lain
Tidak hanya terjadi pada satu kelompok, beberapa kloter lain dari Kediri juga mengalami hal serupa. Pembagian jemaah ke dalam beberapa kafilah dilakukan sementara waktu demi efektivitas layanan selama fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Petugas memberikan pemahaman kepada jemaah bahwa pemisahan ini bukan bentuk pengabaian, tetapi bagian dari mekanisme penyelenggaraan ibadah yang telah ditetapkan pemerintah Arab Saudi.
"Ini bukan pemisahan selamanya. Justru ini bisa menjadi sarana untuk memperbanyak doa dan memperluas ukhuwah dengan jemaah dari daerah lain," ujar seorang petugas haji memberikan motivasi kepada peserta.
Fokus pada Keselamatan dan Kekhusyukan Ibadah
Para petugas haji Indonesia terus berjaga di berbagai titik untuk memastikan seluruh proses berjalan lancar. Dengan cuaca panas ekstrem dan jumlah jemaah yang sangat banyak, koordinasi antar petugas dan disiplin jemaah menjadi kunci utama kelancaran ibadah.
Pelaksanaan ibadah di Arafah menjadi momen yang sangat penting dan emosional bagi para jemaah, mengingat ini adalah titik tertinggi dalam rangkaian ibadah haji. Mereka memohon ampunan, menyampaikan doa-doa terbaik, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan penuh kekhusyukan.
Pihak penyelenggara berharap seluruh jemaah dapat menyelesaikan rangkaian haji dengan lancar, sehat, dan kembali ke Tanah Air sebagai haji yang mabrur.(red.a)
.webp)
0 Comments:
Post a Comment