Surabaya, iniberita.my.id–Industri hiburan Indonesia kembali kehilangan sosok legendaris. Sri Sumiarsih, pelawak senior yang dikenal luas sebagai bagian dari grup lawak legendaris Srimulat, meninggal dunia di usia 73 tahun pada Senin, 19 Mei 2025.
Almarhumah menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Haji Surabaya akibat komplikasi diabetes yang diperparah dengan gangguan fungsi ginjal. Kabar duka ini mengundang rasa kehilangan mendalam dari keluarga, rekan sesama seniman, hingga para penggemarnya.
Perjalanan Panjang di Dunia KomediLahir dan besar di Surabaya, Sri Sumiarsih dikenal sebagai salah satu pelawak perempuan pionir dalam Srimulat. Ia tampil memukau di berbagai panggung, terutama di Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya, yang pada masa jayanya menjadi pusat pertunjukan seni komedi tradisional Jawa.
Dengan gaya ceplas-ceplos dan humor khas yang dekat dengan keseharian masyarakat, ia turut mengisi masa keemasan Srimulat dari era 1970-an hingga 1990-an, bersama tokoh-tokoh besar lain dalam dunia lawak Indonesia.
Aktif di Layar LebarTak hanya piawai di panggung, Sumiarsih juga menjajal dunia perfilman. Ia terlibat dalam beberapa film komedi yang mengangkat nuansa lokal khas Jawa Timur, seperti film "Cocote Tonggo" (2025) yang digarap oleh komedian dan sutradara muda Bayu Skak. Dalam film tersebut, ia memerankan tetangga yang jenaka dan mencuri perhatian penonton dengan akting naturalnya.
Ia juga membintangi film “Lara Ati Lakodrama”, di mana ia berperan sebagai Ibu Fadly, dan kembali beradu peran dengan Bayu Skak.
“Beliau berperan sebagai ibu tukang pijat di Cocote Tonggo dan sebagai Ibu Fadly di Lara Ati. Sosok yang tulus dan penuh energi. Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah. Al-Fatihah,” tulis Bayu Skak melalui akun Instagram pribadinya.
Kondisi Kesehatan yang Terus Menurun Putri almarhumah, Dea Anggita, mengungkapkan bahwa sang ibu telah bertahun-tahun berjuang melawan diabetes, yang diderita sejak ia kecil. Dalam beberapa bulan terakhir, kondisi Sri Sumiarsih menurun drastis karena penurunan fungsi ginjal hingga hanya tersisa 15 persen, memaksanya menjalani hemodialisis (cuci darah) secara rutin.
“Sejak saya kecil, Mama sudah konsumsi obat gula. Gak boleh putus. Belakangan kena ginjal juga, lalu harus cuci darah terus. Setelah itu, kondisinya menurun drastis dan akhirnya kritis,” ujar Dea, saat dikonfirmasi media, Kamis (22/5/2025).
Dimakamkan di TPU Keputih, Surabaya Jenazah Sri Sumiarsih telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih, Surabaya, berdekatan dengan makam mendiang suaminya. Meskipun tidak satu liang, keduanya kini disemayamkan dalam tanah yang sama.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah berpulang dengan tenang Ibu Sri Sumiarsih, pelawak Srimulat asal Surabaya. Mohon maafkan segala kesalahan beliau. Terima kasih atas doa dan perhatian dari semua pihak,” tulis akun resmi Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PASKI).
Dea juga menyampaikan rasa dukanya yang mendalam dan meminta doa dari masyarakat. “Sekarang papa dan mama sudah gak ada. Minta doanya ya,” tuturnya lirih.
Warisan Tawa dan Inspirasi Kepergian Sri Sumiarsih menambah daftar tokoh Srimulat yang telah mendahului, meninggalkan warisan tawa dan cerita yang akan selalu dikenang. Sosoknya bukan hanya pelawak, tapi juga representasi kekuatan perempuan dalam dunia hiburan tradisional.
Semoga almarhumah diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan karya-karyanya menjadi amal jariyah yang terus dikenang oleh generasi penerus dunia seni dan hiburan Indonesia.(red.a)

0 Comments:
Post a Comment