Raymond, Remaja Kediri yang Bangkit dari Kenakalan Jadi Harapan Emas Muay Thai di Porprov Jatim 2025

  


KEDIRI, iniberita.my.id – Siapa sangka, di balik ketangguhannya di atas ring Muay Thai, Raymond menyimpan kisah hidup yang penuh perjuangan. Remaja asal Kota Kediri ini kini menjadi andalan dalam kontingen untuk berlaga di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025, pada cabang olahraga Muay Thai kelas 43 kilogram.

Namun, perjalanan Raymond menuju panggung prestasi tidak semulus jalan tol. Ia pernah berada di jalur yang salah—terlibat dalam perkelahian, bahkan pernah ditindak oleh Satpol PP karena ulahnya yang kerap membuat resah.

“Dulu saya gampang sekali terpancing emosi. Sering ribut, apalagi waktu masih SD,” ujar Raymond, yang kini duduk di bangku kelas 9 SMP Negeri 1 Mojo, sambil tersenyum mengenang masa lalunya.

Kenakalannya itu tak lepas dari latar belakang perundungan yang ia alami sejak kecil. Sifatnya yang pendiam membuatnya menjadi sasaran ejekan, hingga akhirnya ia memutuskan belajar silat demi bisa membela diri.

“Saya pernah pulang sekolah dengan pelipis sobek. Waktu itu orang tua teman yang saya ajak berkelahi sampai mendatangi rumah, bahkan ketua RT ikut turun tangan,” kisahnya.

Peristiwa itu menjadi titik balik. Kedua orang tuanya memilih untuk pindah rumah dari Bandarkidul, Kecamatan Mojoroto, ke Balowerti, Kecamatan Kota, demi menjauhkan Raymond dari lingkungan negatif.

“Waktu itu ayah bilang, ‘kalau ayah nggak ada nanti, masa kamu terus begini? Masa depanmu mau dibawa ke mana?’ Itu yang bikin saya mikir dan pelan-pelan berubah,” kenang Raymond.

Alih-alih melarang belajar bela diri, orang tuanya justru mendorongnya masuk ke klub kick boxing. Di sana, Raymond mulai menemukan arah hidupnya. Dikelilingi pelatih dan teman-teman yang mendukung, ia pun mulai giat berlatih.

Kini, Raymond tak hanya dikenal sebagai atlet potensial, tapi juga sebagai remaja yang mandiri dan bertanggung jawab. Ia memilih tinggal di rumah kakek-neneknya di Keniten, Mojo, untuk membantu merawat mereka yang sudah sepuh.

“Saya dulu diasuh kakek dan nenek ketika orang tua sibuk bekerja. Sekarang gantian saya yang jagain mereka,” ungkapnya.

Di tengah kesibukan latihan dan sekolah, Raymond tetap bertekad kuat untuk terus berprestasi demi masa depan yang lebih baik.

“Saya nggak ingin ayah dan ibu terus mikirin biaya sekolah saya. Apalagi sebentar lagi ayah pensiun. Saya ingin bisa bantu mereka,” ujarnya penuh semangat.

Mimpi Raymond tak berhenti di Porprov. Ia menargetkan bisa membawa nama Indonesia di pentas internasional.

“Saya ingin bisa mewakili negara di ASEAN Games. Ini semua bukan cuma buat saya, tapi buat keluarga saya,” tegasnya.(Red.R)

0 Comments:

Post a Comment