MOJOKERTO, iniberita.my.id – Puluhan hektare sawah di Kecamatan Pungging, Mojokerto, terendam banjir setelah hujan lebat yang melanda wilayah tersebut sejak beberapa hari terakhir. Banjir yang terjadi menyebabkan kerugian besar bagi para petani setempat, yang khawatir akan gagal panen tahun ini.
Banjir yang terjadi diperkirakan mencapai ketinggian lebih dari 50 cm di beberapa area persawahan. Hal ini menyebabkan tanaman padi yang sedang tumbuh terendam air, mempengaruhi kualitas dan hasil panen. "Banjir kali ini sangat parah. Banyak tanaman padi yang rusak, dan kami khawatir tak bisa panen tahun ini," ujar Agus, seorang petani yang lahannya terendam banjir.
Selain dampak dari banjir, warga sekitar juga mengeluhkan bau tidak sedap yang berasal dari PT ENERO, sebuah perusahaan pengolahan limbah yang beroperasi di daerah tersebut. Warga mengungkapkan bahwa bau yang menyengat telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir, dan semakin parah sejak hujan deras mengguyur daerah tersebut.
"Setiap kali hujan turun, bau dari PT ENERO semakin parah. Itu sangat mengganggu kami, terutama saat kami bekerja di sawah. Kami khawatir bau ini juga mencemari tanah dan air yang digunakan untuk irigasi," kata Siti, salah satu warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi pabrik.
Sejumlah warga bahkan menduga bahwa bau tersebut berasal dari limbah cair yang dibuang oleh PT ENERO ke saluran air yang mengalir ke area persawahan mereka. "Kami merasa khawatir, karena saluran irigasi kami terhubung langsung dengan tempat pembuangan limbah perusahaan itu. Kami minta agar pihak berwenang segera turun tangan untuk mengecek dan memastikan apakah benar ada pencemaran," tambah Siti.
Tanggapan dari PT ENERO sendiri masih belum didapatkan hingga berita ini diterbitkan. Namun, pihak pemerintah setempat berjanji untuk melakukan investigasi terkait masalah bau tersebut dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Mojokerto, Rudi Pratama, mengatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan pengecekan ke lokasi perusahaan dan saluran air untuk memastikan apakah ada pencemaran yang terjadi.
"Jika terbukti bahwa bau tersebut berasal dari limbah yang dibuang perusahaan, kami akan memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kami juga akan melakukan pemantauan intensif terhadap kualitas air dan tanah di sekitar area tersebut," tegas Rudi.
Sementara itu, petani dan warga berharap agar pihak berwenang segera menyelesaikan masalah banjir dan bau yang mengganggu. Mereka meminta adanya langkah nyata untuk mengatasi permasalahan ini agar dapat mengurangi kerugian dan melindungi lingkungan serta kesehatan warga sekitar
0 Comments:
Post a Comment