iniberita.my.id Jawa Timur — Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang sangat tinggi. Erupsi besar yang terjadi pada Rabu (19/11/2025) memicu kepanikan masyarakat hingga membuat warga berteriak histeris saat awan panas guguran mulai menyapu lembah di kawasan Besuk Kobokan. Akibat intensitas erupsi yang meningkat, status Semeru resmi dinaikkan menjadi Level IV atau Awas.
Berikut enam fakta terbaru yang berhasil dihimpun mengenai erupsi dahsyat Gunung Semeru:
1. Awan Panas Meluncur Sejauh 5,5 Kilometer
Gunung Semeru melontarkan awan panas yang menjalar sejauh 5,5 kilometer dari kawah menuju Besuk Kobokan. Kolom abu terpantau berwarna kelabu pekat, intensitas tebal, dan condong ke arah barat laut hingga utara. Erupsi ini terekam jelas pada alat seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi hampir 17 menit.
Aparat penanggulangan bencana menyebut kondisi tersebut sebagai awan panas guguran terbesar dalam beberapa bulan terakhir. “Awan panas guguran bergerak cepat dan mencapai kawasan Besuk Kobokan,” kata Kepala BPBD Lumajang kepada awak media.
2. Status Gunung Semeru Naik Menjadi Level IV (Awas)
Badan Geologi menetapkan peningkatan status aktivitas Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada pukul 17.00 WIB. Kenaikan status langsung dibarengi peringatan keras agar masyarakat menghindari wilayah selatan-tenggara dalam radius 8 kilometer dari puncak.
Selain itu, warga diminta mewaspadai ancaman guguran lava, awan panas, serta aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Semeru.
3. Warga Panik, Teriak Histeris Saat Awan Panas Muncul
Situasi mencekam terjadi ketika awan panas guguran terlihat mendekati Jembatan Gladak Perak. Warga yang awalnya memantau dari kejauhan langsung berlarian menyelamatkan diri. Suara teriakan saling bersahutan, sebagian mengingatkan keluarga dan tetangga untuk segera menjauh.
Guguran awan panas disebut mencapai radius 13 kilometer, menyusuri aliran Curah Kobokan dan Kali Lanang. Warga di Desa Supit Urang menjadi salah satu yang paling terdampak. Mereka bergegas mengungsi begitu melihat awan panas mulai menuruni lereng gunung.
Seorang warga Sumber Sari mengatakan, “Begitu melihat kepulan awan panas mendekat, semua langsung lari. Aktivitas penambang pasir kami hentikan total, dan warga di perumahan relokasi juga panik.”
Hingga kini petugas gabungan terus memantau perkembangan situasi karena awan panas masih berpotensi muncul kembali.
4. Seluruh Jalur Pendakian Resmi Ditutup
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mengumumkan penutupan total aktivitas pendakian, termasuk jalur menuju Ranu Kumbolo. Penutupan dilakukan sebagai langkah mitigasi untuk mencegah risiko terhadap pendaki.
Peningkatan status ke Level IV menjadi dasar utama kebijakan tersebut. Masyarakat juga diimbau menjauhi zona sektoral selatan-tenggara sejauh 20 kilometer yang berpotensi menjadi jalur aliran material vulkanik.
“Semua aktivitas pendakian ditutup sampai kondisi benar-benar dinyatakan aman,” ujar Kepala BB TNBTS dalam keterangannya.
5. Pemkab Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Selama 7 Hari
Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status tanggap darurat bencana melalui keputusan resmi Bupati Lumajang, berlaku mulai 19 hingga 25 November 2025. Langkah ini diambil sebagai respons cepat terhadap risiko yang muncul akibat erupsi Semeru.
Dalam surat edaran yang disampaikan kepada perangkat daerah, camat, kepala desa, dan masyarakat, pemerintah menekankan pentingnya meningkatkan kewaspadaan serta segera mengungsi ke lokasi aman jika kondisi memburuk.
Camat dan kepala desa diminta mengawasi dan mengarahkan warga agar penanganan darurat berjalan optimal serta terkoordinasi.
6. Sebanyak 178 Pendaki Tertahan di Ranu Kumbolo
Erupsi mendadak menyebabkan 178 pendaki terjebak di kawasan Ranu Kumbolo. BNPB mengerahkan tim khusus yang dipimpin oleh pejabat Deputi 1 untuk melakukan evakuasi langsung di lokasi.
BNPB juga mencatat 300 warga mengungsi di tiga titik berbeda: Balai Desa Oro-oro Ombo, Balai Desa Penanggal, dan SDN 2 Supiturang. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa. Petugas berharap seluruh warga dan pendaki dapat dievakuasi dengan selamat.
Erupsi Semeru kali ini menjadi salah satu yang terkuat dalam dua tahun terakhir. Pemerintah pusat, daerah, dan tim gabungan terus melakukan pemantauan intensif untuk memastikan keselamatan warga serta meminimalkan dampak bencana.
(Red.EH)
0 Comments:
Post a Comment