Kisah Pilu Warga Gaza: Hidup dalam Tahanan Israel Seperti di Dalam Kuburan

 

iniberita.my.id  Gaza — Kisah menyayat hati datang dari seorang warga Gaza yang baru saja dibebaskan setelah berbulan-bulan ditahan oleh otoritas Israel. Pria bernama Abu Sido menggambarkan masa-masa kelam di dalam penjara yang menurutnya seperti “kuburan bagi orang yang masih hidup.”

Dalam keterangannya kepada awak media, Abu Sido mengaku mengalami berbagai bentuk kekerasan selama ditahan. Ia dipukuli, diborgol, ditutup matanya, dan dipaksa berlutut berjam-jam setiap hari. Bekas luka di pergelangan tangannya menjadi saksi penderitaan yang dialaminya.

“Penjara itu seperti kuburan bagi orang yang hidup. Saat kembali ke Gaza, rasanya seperti jiwa saya baru saja dikembalikan ke tubuh saya,” ungkap Abu Sido dengan mata berkaca-kaca.

Namun kebahagiaan itu sempat direnggut ketika ia diberitahu oleh penjaga bahwa istri dan kedua anaknya telah tewas akibat serangan di Gaza.
“Saya histeris mendengar kabar itu,” katanya lirih.

Berbulan-bulan kemudian, saat dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat antara Hamas dan Israel, Abu Sido akhirnya mengetahui bahwa keluarganya masih hidup. Pertemuan mereka penuh haru — sang istri, Hanaa Bahlul, berlari ke arahnya dan memeluknya erat sambil menangis.
“Saya mendengar suara mereka, melihat wajah mereka. Rasanya mustahil, tapi mereka hidup. Itu keajaiban di tengah kematian,” tutur Abu Sido.

Abu Sido, seorang jurnalis foto asal Gaza, ditangkap di Rumah Sakit Shifa pada Maret 2024 dan termasuk di antara ribuan warga Palestina yang ditahan selama perang. Ia sempat dipindahkan dari kamp tahanan militer Sde Teiman ke kamp Ofer di Tepi Barat, lalu ke penjara Ketziot di Israel.

Istrinya menegaskan, penangkapan itu terjadi semata karena profesinya sebagai jurnalis yang bekerja untuk sebuah lembaga media di Palestina.

Di sisi lain, pihak Dinas Penjara Israel menyatakan bahwa seluruh tahanan diperlakukan sesuai prosedur hukum yang berlaku, dan membantah adanya tindakan kekerasan.
“Kami tidak mengetahui adanya pelanggaran seperti yang disebutkan, dan sejauh ini tidak ada insiden semacam itu di bawah tanggung jawab kami,” ujar juru bicara lembaga tersebut.

Sementara organisasi kemanusiaan Palestina menyebut kondisi tahanan semakin memburuk sejak konflik meletus pada Oktober 2023. Banyak laporan tentang kekerasan, kelaparan, serta penolakan terhadap akses kesehatan bagi warga Gaza yang ditahan di kamp militer Israel.

Kisah Abu Sido menjadi potret kecil dari penderitaan panjang rakyat Gaza yang masih mencari secercah harapan di tengah puing-puing perang dan luka kemanusiaan yang belum sembuh.

(Red.EH)

0 Comments:

Post a Comment