KEDIRI, iniberita.my.id – Perjalanan hidup Vairus Abadi tak selalu berjalan mulus. Pernah terpuruk karena rentetan kekalahan di arena bela diri, kini ia justru menjelma jadi simbol semangat dan konsistensi. Lewat kerja keras dan ketekunan, pria asal Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, ini sukses mengukir prestasi membanggakan, baik sebagai petugas pemadam kebakaran maupun atlet tarung drajat.
Rabu (9/7) sore, suasana Pos Damkar Ngadiluwih tampak lengang. Di sela jadwal piketnya, Vairus terlihat santai duduk di ruang jaga. Ia baru saja membantu seorang bocah yang jarinya terjepit cincin.
“Baru saja ada anak datang sama orang tuanya, cincinnya nyangkut di jari. Alhamdulillah bisa dibantu lepas,” ujar pria kelahiran 2002 itu.
Vairus sudah menjadi bagian dari keluarga besar Damkar Satpol PP Kabupaten Kediri sejak 2022. Ia bertugas di Pos Ngadiluwih, tepatnya di pinggir jalur nasional Kediri–Tulungagung. Namun, tak banyak yang tahu bahwa sosok tangguh ini juga seorang atlet andalan cabang olahraga tarung drajat.
Ia baru saja membawa pulang medali emas dari ajang Porprov Jawa Timur 2025 yang digelar di Malang. Prestasi ini bukan yang pertama, melainkan keberlanjutan dari perjuangannya selama bertahun-tahun.
“Kalau soal waktu latihan, ya dicari. Sekarang saya simpan peralatan sendiri di pos. Ada sansak, skipping, dumble. Jadi kalau sedang longgar dan tidak ada panggilan, ya langsung latihan,” ujarnya.
Ia memang harus cermat membagi waktu. Pagi dan sore biasanya dipakai untuk latihan ringan. Tapi, untuk sesi lari, ia sengaja menghindari saat jaga.
“Takutnya baru lari, eh ada panggilan kebakaran. Nanti malah ngos-ngosan,” katanya, sambil tertawa kecil.
Vairus mengaku sempat beberapa kali harus langsung terjun ke lapangan usai latihan fisik. Pernah pula diminta mengevakuasi sarang tawon beberapa saat setelah sesi sparring.
Namun, semangat tak pernah padam. Terutama saat menjelang kejuaraan besar seperti Porprov. Latihan ditingkatkan baik di pos maupun saat libur, termasuk latihan teknik di camp bersama pelatih dan rekan setim.
“Kalau waktu kosong di rumah, saya tambah latihan. Mulai dari fisik sampai teknik. Jadi ya, dua-duanya jalan. Latihan di pos dan di camp,” paparnya.
Hasilnya pun sebanding. Ia berhasil menjuarai kelas 64–68 kilogram dan membawa harum nama Kabupaten Kediri serta satuan damkarnya. Tapi pencapaian itu tidak diraih secara instan.
Saat masih duduk di bangku SMAN 1 Wates, ia sempat merasakan fase kelam. Empat kali ikut kejuaraan, empat kali pula pulang tanpa hasil. Kekalahan beruntun itu membuatnya goyah secara mental.
“Sempat putus asa. Nggak mau ikut tanding lagi. Takut kalah terus,” kenangnya.
Ia pun sempat vakum sekitar enam bulan. Titik balik muncul ketika rekan-rekannya mendorongnya kembali ikut Porprov Jatim 2022. Setelah melewati pergulatan batin, ia pun bangkit dan bertekad membuktikan diri.
“Akhirnya saya sadar, mungkin dulu kalah karena usahanya belum maksimal. Latihan hanya di camp, di rumah jarang,” ujarnya.
Sejak saat itu, ia mengubah pola latihan. Konsisten setiap hari. Hingga akhirnya emas pertama ia raih di Porprov 2022. Momentum itu juga yang mempertemukannya dengan dunia damkar, hingga kini dua peran dijalani bersamaan.
“Di Porprov 2024 juga saya ikut dan dapat emas lagi,” tambahnya.
Kini, Vairus adalah contoh nyata bahwa tekad yang kuat bisa mengubah kegagalan menjadi kemenangan. Di balik seragam damkar, tersimpan kisah petarung yang tak pernah berhenti belajar dan berjuang.(red.al)

0 Comments:
Post a Comment