iniberita.my.id-Perkembangan teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan. Di satu sisi, teknologi memberikan kemudahan akses informasi dan metode pembelajaran yang lebih menarik. Namun, di sisi lain, penggunaan teknologi yang tidak bijak dapat menimbulkan dampak negatif, terutama bagi generasi muda.
Misriati, seorang pensiunan guru, mengungkapkan perbedaan mencolok antara cara belajar dulu dan sekarang. "Dulu, jika ada pertanyaan yang sulit dijawab, kami harus membaca dari berbagai buku hingga menemukan jawabannya. Sekarang, cukup mengetik di ponsel, jawabannya langsung muncul," katanya. Perubahan ini menunjukkan betapa cepatnya teknologi mempengaruhi cara kita belajar.
Namun, kemudahan ini juga membawa tantangan. Aprilia Ayu Puspitasari, seorang pengamat pendidikan, menyoroti bahwa penggunaan teknologi yang berlebihan dapat membuat siswa malas membaca buku dan lebih mengandalkan jawaban dari kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT, yang belum tentu akurat. "Kuncinya adalah memanfaatkan teknologi dengan bijak, tidak kecanduan yang justru merugikan," ujarnya.
Di sisi lain, teknologi juga dapat digunakan secara positif dalam dunia pendidikan. Purwaningrum, Wakil Kepala Kurikulum SMPN 1 Ngasem, menyatakan bahwa siswa zaman sekarang lebih tertarik pada pelajaran yang menggunakan teknologi. "Di sekolah kami, siswa diperbolehkan membawa ponsel, tetapi hanya digunakan pada waktu tertentu," jelasnya. Pendekatan ini bertujuan agar siswa dapat memanfaatkan teknologi tanpa mengabaikan pembelajaran konvensional.
Namun, penggunaan teknologi yang tidak terkendali dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak. Kristika Sadtyaruni, seorang psikolog di RSUD Gambiran Kota Kediri, mengingatkan bahwa kecanduan gadget dapat menyebabkan gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan emosi lainnya. "Masalah mental yang tidak diatasi dapat berkembang menjadi gangguan mental yang lebih serius," katanya.
Sayangnya, banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa anak mereka mengalami kecanduan gadget. "Orang tua sering kali menormalisasi penggunaan gadget yang berlebihan karena mereka sendiri juga melakukannya," ujar Kristika. Kesadaran orang tua sangat penting untuk mencegah dampak negatif tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, Kristika menyarankan pendekatan terapi keluarga. "Orang tua harus menjadi contoh dengan mengatur penggunaan gadget mereka sendiri dan meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan anak tanpa perangkat digital," tambahnya. Dengan demikian, anak dapat belajar menggunakan teknologi secara sehat dan seimbang.
Penting bagi kita semua untuk menyadari bahwa teknologi adalah alat yang dapat digunakan untuk mendukung pendidikan dan perkembangan anak. Namun, penggunaannya harus diatur dengan bijak agar manfaatnya dapat dirasakan tanpa menimbulkan dampak negatif.(red.a)

0 Comments:
Post a Comment