Jakarta, iniberita.my.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya memberikan manfaat positif bagi anak-anak sekolah justru menimbulkan petaka di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebanyak 78 siswa dari berbagai sekolah dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan yang disediakan dalam program tersebut.
Peristiwa ini segera mendapat perhatian dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Abdul Muhaimin Iskandar. Dalam keterangannya, pria yang akrab disapa Cak Imin itu mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk segera melakukan investigasi mendalam guna mengungkap penyebab utama dari kejadian tersebut.
"Insiden ini tidak bisa dianggap sepele. Ini menyangkut kesehatan anak-anak kita. Pemerintah harus menjamin bahwa setiap program yang melibatkan konsumsi massal benar-benar aman dan sesuai standar," tegas Cak Imin.
Ia menilai, investigasi diperlukan bukan hanya untuk mencari siapa yang bertanggung jawab, tapi juga untuk memperbaiki sistem pengadaan dan distribusi makanan dalam program MBG ke depan. Apakah ada kelalaian dalam pengawasan bahan makanan? Apakah proses pengolahan tidak higienis? Semua aspek itu, menurutnya, harus ditelusuri.
Program MBG sendiri merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengatasi persoalan gizi di kalangan pelajar, terutama mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Namun dengan adanya kasus keracunan ini, efektivitas dan keamanannya kini dipertanyakan publik.
Muhaimin menambahkan, apabila hasil penyelidikan menunjukkan adanya unsur kelalaian atau pelanggaran prosedur, maka sanksi tegas harus diberikan kepada pihak terkait, baik itu penyedia makanan, petugas sekolah, atau instansi pelaksana lainnya.
"Kita tidak ingin insiden di Cianjur ini menjadi preseden buruk. Jangan sampai program yang niatnya baik justru berdampak negatif karena lemahnya pengawasan,” pungkasnya.
Pemerintah daerah setempat juga telah mengambil langkah penanganan awal dengan membawa para siswa yang terdampak ke fasilitas kesehatan terdekat. Kondisi mereka dikabarkan berangsur membaik, meski sebagian masih dalam pemantauan medis.
Kementerian Kesehatan diharapkan segera turun tangan dengan mengirimkan tim ahli untuk menelusuri sumber keracunan, serta memberikan laporan terbuka kepada publik agar tidak memunculkan keresahan lebih lanjut.(Red.R)
0 Comments:
Post a Comment