Pemerintah Pastikan Tak Ada Lagi Diskon Tarif Listrik di Tahun 2025, Program Baru Akan Segera Diumumkan

 iniberita.my.id  Jakarta, 15 Oktober 2025 — Pemerintah memastikan bahwa tidak akan ada lagi program diskon tarif listrik yang diberikan kepada masyarakat pada tahun 2025 ini. Kebijakan tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam wawancara di Jakarta, Selasa (14/10).

Menurut Airlangga, keputusan untuk menghentikan program diskon listrik ini diambil karena pemerintah tengah menyiapkan skema bantuan lain yang dinilai lebih tepat sasaran dan berdampak langsung terhadap perekonomian rakyat.

“Untuk diskon listrik, tidak kita berikan lagi. Tetapi akan diganti dengan program lain,” ujar Airlangga.
“Nanti akan diumumkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto,” tambahnya.

Riwayat Program Diskon Listrik 2025

Sebelumnya, pemerintah sempat memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen pada periode Januari–Februari 2025. Diskon tersebut berlaku untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA.
Kebijakan ini sempat mendapat sambutan positif dari masyarakat karena membantu meringankan beban pengeluaran setelah kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.

Namun, program itu hanya berlangsung dua bulan. Saat itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa bantuan tidak akan diperpanjang.

“Enggak diperpanjang, dua bulan saja,” kata Bahlil pada Januari 2025.

Rencana yang Tidak Terealisasi

Pemerintah sebenarnya sempat berencana untuk kembali meluncurkan diskon tarif listrik 50 persen pada periode Juni–Juli 2025, sebagai bagian dari enam paket stimulus ekonomi kuartal II. Rencana ini diharapkan dapat mendorong konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun, saat pengumuman resmi paket stimulus pada 2 Juni 2025, program diskon listrik tidak dimasukkan dalam daftar kebijakan yang direalisasikan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, proses penganggaran program tersebut memerlukan waktu lebih lama dibandingkan stimulus lainnya.

“Untuk pelaksanaan diskon listrik, ternyata kebutuhan dan proses penganggarannya jauh lebih lambat. Karena targetnya Juni dan Juli, akhirnya tidak bisa dijalankan,” terang Sri Mulyani.

Sebagai gantinya, pemerintah memilih untuk memperkuat sejumlah program lain seperti Bantuan Subsidi Upah (BSU), penebalan bansos, diskon tarif tol, serta insentif transportasi umum.

Program Pengganti Segera Diumumkan

Meski program diskon tarif listrik resmi ditiadakan, pemerintah memastikan akan ada program pengganti yang ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat. Airlangga belum memberikan detail terkait bentuk bantuan tersebut, namun memastikan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan mengumumkannya dalam waktu dekat.

Langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi sekaligus memastikan bantuan sosial pemerintah tersalurkan secara lebih terarah dan efisien kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.

(Red.EH)

0 Comments:

Post a Comment