Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Bertambah, 64 Orang Tewas dan 104 Selamat

 

iniberita.my.id Sidoarjo, Jawa Timur – Jumlah korban jiwa akibat ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus bertambah. Hingga hari kedelapan proses evakuasi, sebanyak 64 orang dinyatakan meninggal dunia, sementara 104 orang lainnya berhasil diselamatkan.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Marsekal Madya Mohammad Syafii, menyampaikan bahwa total korban yang berhasil dievakuasi hingga Senin (6/10/2025) pukul 18.16 WIB mencapai 168 orang. Dari jumlah itu, enam di antaranya merupakan potongan tubuh (body part) yang sudah diidentifikasi sebagai korban meninggal.

“Dari operasi rekap terakhir, korban yang terevakuasi mencapai 168 orang. Sebanyak 64 meninggal dunia dan 104 dinyatakan selamat,” ujar Syafii dalam keterangan resmi kepada awak media.

Syafii juga menyampaikan apresiasi terhadap kerja sama 65 instansi dan ratusan personel gabungan yang terlibat dalam operasi SAR. “Jumlah personel awal kami mencatat sekitar 379 orang, dan terus bertambah seiring dengan dukungan dari berbagai pihak,” tambahnya.

Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, jumlah korban meninggal yang terdata masih 59 orang. Namun, proses pencarian hari Senin kembali menemukan lima jenazah tambahan di antara tumpukan reruntuhan bangunan.

Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menjelaskan bahwa total jenazah yang telah dievakuasi mencapai 72 orang, termasuk enam body part. Seluruh korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim DVI Polda Jatim.

Sementara itu, tim gabungan masih memperkirakan ada 13 korban yang tertimbun di lantai dasar bangunan. Lokasi tersebut menjadi fokus utama pencarian karena diduga menjadi titik terparah saat struktur musala roboh.

“Perkiraannya masih ada belasan korban yang belum ditemukan. Kami terus berupaya menjangkau area dasar bangunan yang tertutup reruntuhan berat,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan.

Budi menambahkan, berdasarkan data sementara yang dihimpun BNPB, tragedi ini menjadi peristiwa dengan jumlah korban tertinggi sepanjang tahun 2025, melampaui bencana alam seperti gempa di Poso dan banjir bandang di Bali.

“Korban meninggal dalam kejadian ini jauh lebih banyak dibandingkan bencana lain tahun ini. Total keseluruhan ada sekitar 154 korban, dengan 104 selamat, 50 meninggal dunia, dan 13 masih dalam pencarian,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa proses evakuasi terus dilakukan secara hati-hati oleh Basarnas, TNI, Polri, dan relawan. Tim lapangan kini fokus menyingkirkan puing-puing tebal yang masih menutupi sebagian besar area musala.

BNPB juga mengingatkan bahwa peristiwa ini menjadi peringatan keras mengenai pentingnya pengawasan kualitas konstruksi, terutama pada bangunan fasilitas umum seperti pondok pesantren dan tempat ibadah.

Tragedi ambruknya musala Ponpes Al Khoziny yang terjadi pada Senin (29/9/2025) sore itu menelan korban paling besar di antara insiden bangunan runtuh sepanjang tahun ini. Saat kejadian, ratusan santri diketahui tengah melaksanakan salat berjemaah di gedung tersebut yang masih dalam tahap pembangunan.

Operasi pencarian masih terus berlanjut hingga seluruh korban berhasil ditemukan dan diidentifikasi.

(Red.EH)

0 Comments:

Post a Comment