Mahasiswa UB Kenalkan Alat Pengolah Sampah OSAMTU di Desa Punjul

  


KABUPATEN KEDIRI,  iniberita.my.id  – Sampah rumah tangga, khususnya sampah organik, kerap kali hanya berakhir di tempat pembuangan tanpa ada pemanfaatan lebih lanjut. Padahal, jika dipilah dan dikelola dengan benar, jenis sampah ini bisa diolah menjadi produk yang berguna.

Melihat potensi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) PSDKU Universitas Brawijaya Kediri berinisiatif memperkenalkan alat pengolah sampah inovatif bernama OSAMTU (Olah Sampah Tuntas) kepada warga Desa Punjul, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Senin (21/07/2025) ini mengangkat tema “Pengolahan Sampah Organik dengan Teknologi OSAMTU”. Puluhan warga tampak hadir dan mengikuti pelatihan dengan antusias.

Edukasi Sampah Organik untuk Lingkungan Lebih Sehat

Septian Maulana Purnama, selaku Dosen Pembimbing Lapang, menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis rumah tangga. Menurutnya, OSAMTU merupakan solusi sederhana yang bisa dijalankan secara mandiri oleh warga.

“Banyak dari limbah rumah tangga, seperti sisa makanan dan daun-daun kering, sebenarnya memiliki potensi ekonomi dan ekologis. OSAMTU ini hadir untuk mendorong warga agar tidak sekadar membuang, tapi mulai mengolah,” ungkapnya.

OSAMTU sendiri terdiri dari tong plastik yang dimodifikasi dengan kran, saringan, dan bioaktivator. Alat ini dirancang untuk menghasilkan kompos padatair lindi, dan juga maggot, yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dan pakan ternak.

“Kompos bisa dipanen setelah satu bulan, air lindi dalam dua minggu, dan maggot bisa dimanfaatkan setelah 40 hari. Semua hasilnya dapat digunakan kembali untuk pertanian dan peternakan,” jelas Septian.(red.al)

Solusi Sederhana, Dampak Besar

Lebih dari sekadar pengurangan sampah, teknologi OSAMTU juga mendukung penghematan biaya produksi bagi petani dan peternak. Dengan pemanfaatan produk hasil olahan, warga bisa mengurangi ketergantungan pada pupuk dan pakan ternak dari luar.

Warga Desa Punjul pun tampak menunjukkan minat yang tinggi. Dalam sesi tanya jawab, mereka aktif menanyakan teknis penggunaan, daya tahan bahan, hingga cara memanfaatkan air lindi dengan aman.

Sebagai bentuk dukungan keberlanjutan, tim mahasiswa KKN menyerahkan satu unit OSAMTU kepada perwakilan warga untuk dipakai dan diuji coba langsung.

Harapan untuk Kebiasaan Baru

“Kami berharap kegiatan ini menjadi langkah awal terciptanya budaya baru dalam mengelola sampah organik di rumah masing-masing. Harapannya, ke depan, masyarakat bisa hidup lebih sehat, produktif, dan peduli lingkungan,” tutup Septian.(red.al)

0 Comments:

Post a Comment