Pelatihan Karakter Gapura Panca Waluya Rampung, Tangis Haru Iringi Kepulangan Siswa di Gedung Sate

   


 iniberita.my.id-Setelah menempuh pembinaan karakter selama 18 hari di Pusat Pendidikan Bela Negara Dodik Rindam III Siliwangi, para peserta program Gapura Panca Waluya akhirnya kembali ke pelukan keluarga. Momen haru ini terjadi bertepatan dengan selesainya Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke-117 yang berlangsung pada Selasa (20/5) di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat.

Tangis bahagia menyelimuti suasana saat para siswa dipertemukan kembali dengan orang tua dan wali mereka yang setia menanti. Suasana penuh keharuan pun tercipta, terutama saat para orang tua menyadari adanya perubahan sikap dan disiplin positif yang kini ditunjukkan oleh anak-anak mereka.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turut hadir dalam upacara tersebut dan secara langsung memberikan pelukan serta semangat kepada para pelajar yang terlibat sebagai petugas upacara. Dedi tak kuasa menyembunyikan kebanggaan dan haru atas perubahan positif yang terlihat jelas pada diri para siswa.

"Semangat baru yang kalian bawa adalah modal penting untuk masa depan. Kalian telah melalui proses luar biasa dan saya yakin kalian siap menghadapi dunia dengan lebih percaya diri," ujar pria yang akrab disapa KDM itu.

Usai upacara, pelataran Gedung Sate dipenuhi suasana haru dan emosional. Satu per satu siswa dipeluk orang tua mereka dengan penuh rasa syukur. Namun, tak semua anak beruntung. Beberapa siswa tampak berdiri tanpa dijemput siapa pun. Mereka hanya menatap sekitar dengan mata berkaca-kaca.

Melihat kondisi tersebut, Dedi Mulyadi secara spontan memeluk mereka dan menyampaikan pesan penguatan.

"Kalian bukan anak-anak yang tersesat, kalian adalah generasi hebat yang akan membawa perubahan. Besok ada yang akan jadi dokter, tentara, guru, teknisi, petani, atau apapun itu. Yang penting, kalian berguna untuk diri sendiri dan sekitar kalian," ucapnya penuh semangat.

Lebih dari itu, Dedi juga menyatakan komitmennya untuk mendampingi dan menanggung biaya hidup serta pendidikan bagi siswa yang kehilangan orang tua atau tidak dijemput keluarga.

"Bagi anak-anak yang hari ini tak dijemput, atau yang sudah tidak memiliki orang tua, mulai hari ini kalian adalah anak saya. Saya akan pindahkan sekolah kalian ke Bandung dan saya yang akan biayai semuanya," tegas Dedi.

Langkah tersebut menuai apresiasi dari berbagai pihak sebagai bentuk kepedulian nyata terhadap masa depan generasi muda, khususnya mereka yang kurang beruntung. Momen ini sekaligus menjadi bukti bahwa pendidikan karakter bukan hanya soal kedisiplinan, tetapi juga soal kepedulian dan cinta kasih.(red.a)

0 Comments:

Post a Comment