Jakarta, iniberita.my.id – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi santai terkait nilai tukar rupiah yang melemah hingga mencapai level Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Menurut Airlangga, pelemahan nilai tukar justru dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak ekspor, seperti yang dilakukan oleh beberapa negara.
"Beberapa negara menggunakan ini (pelemahan nilai tukar) seperti Turki, katakanlah. Inflasinya gila-gilaan, tapi ekspornya juga menggila karena dia dengan inflasi yang gila dan lira (mata uang Turki) yang terdepresiasi tenggelam, ekspornya murah sekali," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta.
Airlangga pun meminta masyarakat tidak baper alias tidak terbawa perasaan atau bereaksi berlebihan terhadap pelemahan nilai tukar rupiah. Apalagi, nilai tukar rupiah memang telah dipatok pada Rp 16.000 per dolar AS dalam asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
"Ini kita harus main keseimbangan, jadi nggak perlu kita terlalu baper terhadap sebuah harga. Kan dalam APBN kita juga sudah dipatok tahun depan (rupiah) di Rp 16 ribu (per dolar AS)," jelas Airlangga.
Perbandingan Depresiasi dengan Negara Lain
Airlangga juga menegaskan bahwa depresiasi nilai tukar tidak hanya dialami oleh rupiah, melainkan juga oleh mata uang negara lain. "Kita dibandingkan Korea, depresiasinya lebih bagus kita, lebih rendah," tuturnya.
Pergerakan Dolar AS Hari Ini
Dikutip dari data RTI, dolar AS pada pukul 09.04 WIB tercatat berada pada level Rp 16.289, naik 4 poin (0,02%). Pada perdagangan hari ini, dolar AS dibuka di level Rp 16.285.
Pergerakan dolar AS terhadap mata uang lainnya cenderung melemah. Dolar AS tercatat melemah terhadap euro, yen Jepang, yuan China, dan dolar Singapura. Namun, dolar AS masih menguat terhadap dolar Australia dan pound sterling.
Airlangga berharap masyarakat tetap tenang dan melihat pelemahan nilai tukar ini sebagai peluang, terutama untuk sektor ekspor. (Red.Tim)
0 Comments:
Post a Comment